Saturday, April 12, 2014

hidup itu emang manis asam asin paiiit.. asal jangan ampe muntah aja jalanin hidup *** keep semangat!! fuuuiiih

dua hari yang lalu ketika suamiku akan berangkat kerja, seperti biasa aku mengantarnya hingga ke teras depan. seorang lelaki agak kemayu menggendong seorang bayi laki-laki yang tampan *anaknya-red. dia menyapa kami dengan senyuman yang manis. yah.. betapa beruntungnya dia,genap setahun menikah, istrinya udah lahiran. banyak yang tidak menyangka dia akan punya momongan secepat itu. sedangkan aku dan suami sudah masuk tahun kedua masih berdua saja, belum bertiga.. besar harapanku tahun depan bisa punya keturunan, kalo bisa kembar!! ckckck.. oh God, i believe that You hear my pray..
memoriku berputar ke masa silam, 7 atau 8 tahun yang lalu. ketika masih di bangku kuliah semester menengah. lelaki kemayu yang sekarang jadi tetanggaku itu pernah ngontrak mata kuliah yang sama denganku.. mata kuliah statistik II, dosennya lumayan killer. lelaki kemayu itu sering sekali ke rumah untuk meminta bantuanku mengerjakan tugas. aku dengan semampuku membantunya, meski kadang risih karna tetanggaku yang sekarang jadi istrinya suka bilang kalo aku serasi dengan lelaki kemayu itu.. ah!! kesalnya aku!!
waktu berlalu cepat sekali, lelaki kemayu yang punya otak pas-pasan, yang aku tahu dia tidak punya skill mengajar, setelah menyelesaikan kuliahnya langsung melamar pekerjaan sebagai guru di sebuah smp. karena dia masih keponakan pejabat yang ludahnya asin, dia langsung dapat posisi itu, namun tidak lama, akhirnya dia dipindah kebagian perpustakaan karena tidak bisa mengajar. dia masih beruntung.
setelah beberapa waktu di posisi yang tidak jelas dan selalu diperolok orang-orang di kampung, akhirnya dia ikut tes cpns di kabupaten lain. berkat dekengan dari pamannya yang berludah asin itu, akhirnya dia lulus tes. dan jadi guru di sana.
takdir manusia memang tidak pernah bisa ditebak. istrinya cuma lulusan sd, tapi semenjak bersuamikan dia, bukan main cerdasnya dalam berlogika.
pernah dia bertutur didepanku dan ibu, katanya; jaman sekarang, otak pintar emang belum jaminan untuk bisa sukses, yang penting sekarang adalah uang dan dekengan.. aku dan ibuku ciut mendengarnya.
kami izin pulang dan sesampai di rumah, ibu bilang gini; ternyata, sekarang tetangga kita sudah cerdas ya??
ya, dia sekarang sudah di atas angin, jawabku
---------Tuhan,  ketika porsi takaran hidup itu sudah pas, maka jangan Engkau lebihkan jika itu akan membawa kemodharatan untuk kami--------

No comments:

Post a Comment